Sunday, October 23, 2016

Kebersamaan Yang Tenggelam

Judul Cerpen Kebersamaan Yang Tenggelam
Cerpen Karangan: Aida Anggreani
Kategori: Cerpen Galau, Cerpen Pengalaman Pribadi, Cerpen Remaja





“Terimakasih kuucapkan…” usai sudah kelompok paduan suara menyanyikan lagu dalam acara perpisahan sekolah. Kami langsung pergi ke kelas masing-masing untuk mengganti kostum yang tadi dipakai.
Sesudahnya kami mengganti pakaian, kami kembali ke depan panggung untuk menikmati acara perpisahan tersebut.
Lalu tak diduga angan-angan terlintas di pikiranku. Aku membayangkan Jika suatu hari tiba pembagian hasil nilai selama 1 tahun belajar di kelas ini, apakah kita tak akan bertemu kembali?

Hadiah Ulang Tahun

Judul Cerpen Hadiah Ulang Tahun
Cerpen Karangan: Na Liandini
Kategori: Cerpen Galau, Cerpen Persahabatan


Beberapa hari menuju hari ulang tahun, aku sudah mendapatkan hadiah lebih awal. Tidak. Kali ini hadiah yang kuterima lebih berbeda dan menarik dari biasanya. Yaitu seorang sahabatku, Dianita, yang membuatku merasa ingin membencinya setengah mati. Walau sebenarnya ia tak berniat dan tak bermaksud demikian. Satu setengah jam aku berdebat dengannya melalui SMS yang tak bermanfaat sama-sekali. Setelah berdebat, aku memutuskan untuk tidak berteman dengannya lagi. Aku tak begitu tahu apa reaksinya setelah itu, karena SMSnya tak sempat kubalas dan aku belum bertemu dengannya lagi semenjak perkelahian antar kata itu.

Misteri Pemandian Air Panas

Judul Cerpen Misteri Pemandian Air Panas
Cerpen Karangan: Erliana
Kategori: Cerpen Horor



Malam ini, udara terasa sangat dingin. Fara dan Naya merasa bosan di dalam kos-kosan yang pengap menjadi amat dingin. Mereka memutuskan untuk pergi ke pemandian air panas di Ciater. Kos mereka memang tidak jauh dari Ciater. Fara mengendarai mobil merahnya.

Tak berapa lama kemudian, mereka pun sampai. Mereka sangat menikmati udara dingin di sana. Mereka juga menikmati hangatnya minuman sake.
“Nay, aku kesana dulu, ya! Ingin pesan jus jeruk. Kamu ingin tidak?” Tanya Fara. Naya mengangguk. Fara segera memesan jus jeruk itu pada Mbak Penjual.

Permen Karet Kematian

Judul Cerpen Permen Karet Kematian
Cerpen Karangan: Muhammad Miraj Pasegeri
Kategori: Cerpen Cinta, Cerpen Cinta Sedih



“Kematian adalah hal yang pasti. Mati merupakan pintu maka setiap orang yang ingin masuk kepada sebuah rumah harus melewatinya” kata seorang ustad dalam cermahnya. “namun cara untuk mati atau penyebab kematian itu bermacam-macam” melanjutkan perkataannya.

Thursday, October 13, 2016

Kecewa

Judul Cerpen Kecewa
Cerpen Karangan: Gufita Siti Amalia
Kategori: Cerpen Cinta Sedih, Cerpen Cinta



Waktu yang mempertemukan kita berdua. Aku di sini sedang melukis pemandangan yang kuanggap menarik, tapi entahlah ada hal yang terus mengganjal di hatiku, lalu aku mengadahkan kepalaku, saat itu aku melihat sesuatu di depanku, badanku gemetar. Lalu aku berdiri, dan menjatuhkan kertas dan beberapa alat lukisku. Aku melihatmu, ya aku melihatnya! Dia yang selama ini kucari ternyata sekarang berada tidak jauh di depanku, aku hendak melangkah ke arahnya, tetapi entah mengapa

Tuesday, October 11, 2016

Sebastian (Sebatas Teman Tanpa Kepastian)

Judul Cerpen Sebastian (Sebatas Teman Tanpa Kepastian)
Cerpen Karangan: Irma Nuraeni
Kategori: Cerpen Cinta Romantis



Gadis cantik itu terduduk di sebuah bangku putih menjulang panjang. Angin semilir berhembus hingga membuat helaian demi helaian rambut indahnya seolah menari terbawanya.
Sekilas gadis itu tersenyum menatap layar benda pipih di tangannya. Rasanya bagai melayang ke langit tertinggi. Setelah sadar dengan aktivitasnya, gadis itu segera memasukkan handphonenya ke dalam tas biru dongkarnya, ia lantas pergi meninggalkan bunga yang mengayun indah di tengah taman.

Pingg!!
Raina: apa lagi sih my prince, Hmmm?

Sebuah pesan berhasil terkirim, gadis yang bernama Raina itu kembali meninggalkan handphonenya yang tergeletak di queen sizenya.
Baru saja ia akan membuka knop pintu, suara pesan dari layar handphone langsung berbunyi, membuat gadis itu berjalan kembali ke arah tempat tidur.

Revan: malam jadi kan ke party-nya Raisa?
Raina: sipp, jadi kok, tenang aja, mas..
Revan: dih manggil mas, emang aku mas-mas tukang siomay
Raina: tau ah. Aku mau mandi dulu buat siap-siap nanti
Revan: aaa ikutt
Raina: Cih, Njs
Revan: jahat lu

Raina mengabaikan pesan terakhir yang sampai di chatt BBMnya, ia hanya terkekeh sendiri melihatnya. Tak mau pikir panjang, ia lantas menuju kamar mandi untuk segera mempersiapkan dirinya agar terlihat manis di acara Raisa, kebetulan sahabatnya itu malam ini akan mengadakan acara pertunangan dengan pasangannya, Reino.



“Raina, Revan udah ada di bawah nih” teriak mama Raina dari lantai bawah.

Sementara itu Raina masih sibuk membereskan tatanan rambutnya yang tergelung apik ke atas kepala. Ia terlihat sangat cantik menggunakan dress biru dongkar selutut tanpa lengan dengan high heels 10 cm yang membalut telapak kaki mulusnya. Raina tersenyum sekilas ke arah cemin, ia baru sadar bahwa seorang Raina Adrenda sangat menawan jika dipangkas seperti ini.

Dengan segera Raina turun ke ruang tamu, dilihatnya Revan sedang duduk sambil menyender ke sofa ruang tamu.

Revan menatap tak percaya ke arah Raina yang ia sudah sadari telah turun dari kamarnya. Sungguh indah ciptaan mu ini Tuhan, pahatan Tihan memang tidak pernah melenceng.

“woyy malah bengong, Yo cepet udah telat nih” ujar Raina berhasil membuyarkan pandangan kabur Revan yang hampir mati rasa melihatnya. Revan tersadar dari lamunannya, mereka segera berpamitan kepada mama Raina dan setelah itu Revan menancapkan gas mobil sedannya membelah jalanan ibu kota yang sekang lenggang di perjalanan.



“ciee, yang datang barengan” celetuk Raisa yang saat itu langsung menangkap sahabatnya sedang turun dari mobil Revan.
Raina menyusul Raisa yang sedang santai di meja bundar, Sementara Revan membuntutinya dari belakang.
“apaan sih lo Sa.. Ehh btw congratulation ya buat pertunangan lo ini”
“thanks ya. Oh ya kapan nih kalian nyusul, nggak mau gitu ikutin langkah gue. Masa mau kaya gini gini aja. Nggak capek apa sebastianan tiga tahun” ujar Raisa yang langsung mendelik kearah Revan yang masih diam membisu, sementara Raina diam-diam tertunduk malu.
“udah deh nggak usah malu-malu gitu, kalian cocok kok, lo juga Rai. Lo kan udah bilang pengen married di umur 21, lah sekarang lo udah 25 tahun. Sama yang ada aja deh.” Raisa terus menghoda dua insan yang sudah melting di hadapannya itu.
“udah deh Raisa, lo jangan terus ngomporin. Resek lo ah”
“Hahah iya iya, sorry. Yaudah kalian gabung aja sama yang lain, gue mau ke depan dulu. Bye” ujar Raisa yang kini sudah melangkahkan kakinya menjauh dari Revan dan Raina yang masih saling diam. Ini karena Raisa, andai dia tidak mengompor-ngompori. Huhh

Acara berjalan begitu lancar, acara tukar cincin pun telah usai dilaksanakan. Kini hanya tinggal untuk saling menikmati acara pesta yang lumayan meriah itu.

“Raina….” Raina menoleh ke belakang, dilihatnya ada Revan yang sedang berdiri tegak di hadapannya.
“ya? Kenapa Van?” tanya Raina dengan bingungnya, tak biasanya Revan memanggilnya begitu.
“Emmm gue… guee”
“gue?” tanya Raina meluruskan perkataan Revan yang sedikit bingung, ia tak mengerti dengan sikap Revan.
“gue mau jujur sama lo…”
“jujur? Maksud lo apa?”
“gue… Sebenernya, gue udah suka sama lo Raina. Bukan maksud gue, gue… nggak bermaksud mau kaya gini. Tapi…” ujar Revan dengan setengah menahan gugupnya, ia meraih kedua tangan Raina dan ia genggam erat. “Gue sayang sama lo Rain, lo nggak bisa tahu perasaan gue selama ini. Rasa ingin memiliki itu selalu ada di dalam diri gue, gue udah terlanjur jatuh pada hati yang lo kasih secara diam-diam. Gak, gue nggak mau jadi pengecut ataupun jadi seorang PhP. So, will you marry me, Raina?”

Seketika Raina terdiam terpaku melihat Revan, sungguh ia tak terpikir Revan akan melakukan hal yang selama ini tidak ia sangka. Jika bisa jujur, Raina memang juga jatuh cinta pada Revan, namun ia terus menunggu sampai akhirnya penantiannya berpuncak pada detik ini juga.

“Ciee udah deh terima aja Rain, cepet” teriak Raisa dari kejauhan.

Perlahan Raina memgulurkan tangannya dan memeluk Revan, ia sangat bahagia. Statusnya sekarang bukan lagi sebagai Sebastian tapi sebagai Future Wife seorang Revan.

Kehidupan Yang Kedua

Judul Cerpen Kehidupan Yang Kedua
Cerpen Karangan: Sri Rahayu
Kategori: Cerpen Cinta Sedih, Cerpen Kehidupan, Cerpen Keluarga




Ku terdiam dalam kegelapan, kuhidup dalam kesunyian dan kuberlari dalam angan, benda benda yang menempel di tubuhku taklagi dapat kurasakan. Kutapaki lorong panjang yang tiada ujung. Lelah rasanya menentukan langkah yang tiada arah, perlahan kakiku ini mulai menjauh dari titik kehidupan sampai akhirnya aku berada di suatu sudut dimana aku bisa melihat sekumpulan orang orang berbaju putih dan berwajah bersinar di depanku bak mutiara yang berkilauan dengan alunan alunan nada