Cerpen Karangan: Nurul
Kategori: Cerpen Cinta
Nama gue Rina. Gue punya cowok, dia bernama Nugie. Gue dan dia sudah menjalin hubungan selama 3 tahun. Dari awal kita pacaran, kita tidak pernah bertengkar hingga berlarut-larut. Kita memang membuat bagaimana hubungan kita bisa sampai ke arah yang lebih serius. Maka dari itu, setiap ada permasalahan, kita sebisa mungkin menyelesaikan dengan kepala dingin.
Hingga suatu hari, gue di buat kaget dengan kedatangan Nugie dengan keluarganya ke rumah gue. Memang sebelumnya Nugie pernah berbicara perihal meminang gue. Tapi yang gak gue sangka, dia benar-benar melakukan hal itu dan tidak jauh waktunya dari pembicaraan dengan gue saat itu.
“assalamualaikum” kata papa Nugie.
“waalaikumsalam Pak Tian” jawab mama gue.
“silahkan masuk Pak Tian dan Bu Tian serta Nugie” kata mama gue sambil mempersilahkan duduk.
“Iya Bu Marni” jawab mama Nugie.
“kami datang kesini berniat untuk meminangkan anak kami dengan anak bapak, Rina” kata Pak Tian.
“baik, sebelumnya kami sudah pernah dengar rencana ini dari anak kami Rina” kata papa. Kami menyerahkan semua pada Rina dan Nugie saja” sambung papa.
“bagaimana Rina, apa Rina mau menerima pinangan dari anak Om, Nugie?” tanya Pak Tian.
“baik Om, Rina terima pinangan dari Nugie” jawab gue.
“Alhamdulillah, baik untuk selanjutnya kami serahkan kepada Rina dan Nugie saja” kata papa.
“Iya Pak Radit” jawab Pak Tian.
Setelah orangtua kita selesai membahas dan beramah-tamah, orangtua Nugie dan Nugie pamit untuk pulang.
Satu jam kemudian hape gue berbunyi. Gue lihat di layar hape gue nama Nugie yang menelepon gue, langsung gue angkat.
“Assalamualaikum sayang” sapa Nugie di seberang.
“Waalaikumsalam sayang, ada apa kok telpon, menang sudah sampai rumah?” tanya gue.
“sudah sayang, sayang mau belanja kapan untuk kebutuhan pernikahan kita?” tanya Nugie.
“mulai besok aja sayang” kata gue.
“ok, besok aku jemput jam 7 malam yah” kata Nugie.
“ok sayang” jawab gue
“assalamualaikum sayang, selamat tidur yah sayang” kata Nugie.
“waaalaikumsalam sayang, sayang juga cepet tidur yah” kata gue.
Keesokkan harinya, Nugie menepati janjinya untuk menjemput gue pukul 7 malam.
“Assalamualaikum” kata Nugie ketika sampai di depan rumah gue.
“Waalaikumsalam nak Nugie, mari masuk, silahkan duduk” kata mama.
“Iya tante, terima kasih “ jawab Nugie.
Mama menuju lantai dua dan menuju ke kamar gue.
Tok… tok… tok..
“Rina… tuh di bawah sudah ada Nugie” kata mama.
“Iya ma.. Rina sudah selesai kok. Bentar lagi Rina turun” jawab gue.
Tidak lama kemudian gue turun menuju ke tempat Nugie duduk untuk menunggu gue.
“hai sayang, kamu cantik banget hari ini” kata Nugie memuji gue.
“jadi cuma hari ini aja sayang aku cantiknya?” tanya gue sambil pura-pura ngambek.
“hehehehe… setiap hari dong sayang, hari ini lebih cantik kalau pakai dress begini” kata Nugie.
“makasih sayang” jawab gue tersipu malu.
“ma.. Rina sama Nugie pergi dulu yah” pamit gue.
“tante Nugie sama Rina pergi dulu” pamit Nugie sambil mencium tangan mama.
“iya nak, hati-hati ya, jangan malam-malam yah pulangnya” pesan mama ke Nugie dan gue.
“iya tante, assalamualaikum” pamit gue dan Nugie.
“waalaikumsalam” jawab mama.
Setelah kita pamit, kita berjalan menuju mobil Nugie. Kita berdua berencana untuk membeli cincin pernikahan kita, tapi sebelum itu kita menuju resto dulu untuk dinner.
Sesampainya di restoran fast food, kita memesan makanan dan minuman. Saat menunggu makanan datang, kita berbincang-bincang tentang persiapan pernikahan kita.
Satu jam kita selesai makan dan berbincang-bincang, kita pergi menuju toko emas. Tiga puluh menit kemudian kita sampai di toko emas, lalu kita memesan cincin untuk pernikahan kita dan nego harga. Setelah itu, kita sudah cocok dengan model dan harganya, kita memesan dan membayar uang muka. Kemudian kita melangkah keluar setelah selesai, kita menuju toko lainnya untuk berbelanja barang-barang yang digunakan untuk lamaran.
Pukul 10 malam kita pulang. Nugie mengantar gue sampai rumah dan dia pamit ke orang tua gue, kemudian dia pulang ke rumahnya.
Esok harinya
“sayang, aku jemput sekarang yah” bunyi whatsapp dari Nugie.
“iya sayang” jawab gue.
Hari ini kita berdua berencana untuk refreshing dengan teman- teman kita. Teman-teman kita ada 8 orang termasuk kita berdua. Kita semua berencana pergi ke Dufan. Kami berangkat ke tempat janjian kita, yaitu rumah teman Nugie. 30 menit kemudian kita semua sudah sampai dan berkumpul di tempat itu. Kami berangkat dengan mengendarai empat mobil, tiap mobil hanya berdua. Perjalanan kami tempuh kurang lebih 1 jam. Sesampainya di Dufan, kita mencari tempat istirahat sejenak. Gue dan tiga cewek lainnya lebih memilih ke toilet dahulu, untuk melihat penampilan kita masing-masing.
“kemana cewek-cewek itu?” tanya teman Nugie yang bernama Rian.
“biasa cewek, toilet lah” jawab Nugie.
Setelah selesai dari toilet kita menuju ke tempat cowk-cowok kita.
“sayang, kita cari minuman dulu yah, haus banget nih” ajak gue ke Nugie.
“bentar yah, gue anter cewek gue dulu, ada yang mau nitip gak?” pamit dan tanya Nugie.
“terserah loe aja bro, belikan kita semua minuman aja” kata Rian.
“ok” jawab Nugie.
Setelah kurang lebih empat jam kita menghabiskan waktu di Dufan, kita semua kembali ke rumah masing-masing.
2 Minggu kemudian
Keluarga Nugie sudah datang ke rumah gue. Hari ini gue dan Nugie akan lamaran. Keluarga Nugie cukup banyak yang ikut dalam acara ini. Tiga jam kemudian, acara lamaran dan ramah tamah selesai. Saat cara lamaran selesai, orangtua Nugie dan orangtua gue sudah menghitung-hitung menurut adat Jawa. Nugie dan keluarganya pamit untuk pulang.
Berdasarkan hitungan Jawa, hari pernikahan gue dan Nugie tepat pada bulan Agustus, berarti kurang satu bulan lagi. Gue dan Nugie belajar untuk lebih baik lagi agar tidak ada pertengkaran.
1 Bulan kemudian
Hari ini gue dan Nugie akan melangsungkan acara pernikahan. Gue deg-deg an banget, begitu juga dengan Nugie pastinya.
“Rina, kamu sudah siap nak?” tanya mama
“insyaallah sudah ma” jawab gue
“baik, ayo kita ke ruang keluarga, keluarga Nugie dan saudara-saudara sudah berkumpul disana” kata mama.
“iya ma” jawab gue.
Tidak lama kemudian acara akad nikah dimulai. Setelah Nugie membacakan ijab khobul, air mata gue menetes. Air mata haru dan bahagia, karena gue dan Nugie sudah resmi menjadi sepasang suami istri. Acara resepsi pun kami lalui dengan lancer. Kita berdua sangat bersyukur kepada Allah SWT yang telah membantu untuk melancarkan segala urusan kita. Gue dan Nugie akhirnya menjadi keluarga yang Sakinah, Mawadah, Warrahmah.
Satu tahun setelah kita menikah, akhirnya kita dikaruniai seorang buah hati yang menjadi pelengkap di keluarga kecil kita.
End
Sumber : www.cerpenmu.com
No comments:
Post a Comment